Tipe-Tipe Stalker Dalam Melakukan Aksi Stalking – Stalking adalah salah satu kejahatan paling menyebalkan yang diderita dan dapat menimpa siapapun. Mereka yang kena stalking, hampir dipastikan hidupnya akan banyak kesusahan, apalagi di negara maju, seperti di AS, peristiwa stalking ini tidak digambarkan tabu dalam budaya, kesopanan, namun akhirnya dikategorikan sebagai penyimpangan psikologis, di mana pelakunya dari sudut pandang pelaku harus disembuhkan. Sementara dari sudut pandang korbannya, pelaku harus dipenjarakan.
Stalker melakukan lebih dari pelecehan psikologis korban mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa stalker cenderung sangat kejam dalam banyak situasi. Dibandingkan dengan sebagian besar penjahat lainnya, termasuk anggota geng dan kelompok kejahatan terorganisir lainnya, stalker jauh lebih mungkin untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap korban mereka. Namun, kemungkinan kekerasan ekstrem oleh stalker masih jauh lebih rendah daripada yang diyakini banyak orang.
Dalam sebagian besar penelitian tentang kekerasan, sekitar 30 persen dari kriminal yang melakukan kekerasan, mereka melakukan tindakan stalking sebelum beraksi. Dari jumlah tersebut, 50 persennya dilakukan karena urusan personal, entah mantan suami atau mantan pasangan. Sekitar 59 persen dari tindakan ini dilakukan oleh stalker yang ditolak cintanya oleh seseorang. Dan setengah dari jumlah 59 persen itu ingin mengendalikan korbannya agar mereka tetap mencintainya/possesif.
Artinya memang ada stalker yang tidak menyerang fisik atau seksual mantan pasangan, pacar, atau istri. Mereka biasanya sekedar menakut-nakuti atau membahayakan korban dengan tindakan seperti memukul kap mobil, merusak properti, menendang meja kursi, atau memperlihatkan senjata.
Para stalker yang ditolak cintanya sering menggunakan kekerasan, mudah emosional dan impulsif. Sementara stalker predator yang menguntit korban wanita tidak dikenal, mereka cenderung tenang. Kekerasan mereka lebih direncanakan sebelumnya untuk mencapai tingkat ketakutan maksimum. So. Stalker ini punya banyak motivasi, di antaranya, patah hati, kebencian, obsesi, dan keinginan untuk berhubungan intim. Tapi, menurut para ahli dari anggota setidaknya ada lima jenis stalker, semuanya dengan perilaku dan motivasi yang berbeda :
1. Tipe pertama adalah stalker yang ditolak cintanya, yang mulai melecehkan korban setelah hubungan yang romantis atau yang dirasakan tidak memuaskan berakhir. Stalker yang ditolak cintanya melakukan tindak stalking agar terus memiliki pengaruh atas korbannya.
2. Tipe kedua stalker yang sekedar mencari keintiman, meskipun korban tidak mengetahui perasaan stalker. Stalker percaya bahwa tindakannya pada akhirnya akan memberikan keintiman dengan sang korban.
3. Tipe ketiga adalah stalker yang tidak kompeten, yang seringkali canggung secara sosial dan berusaha untuk tidak mendekati korban secara langsung. Seperti para pencari keintiman, orang ini lebih suka mengintai lewat sosial media, atau ambil gambar dari kamera pribadi, daripada benar-benar mencoba hubungan yang normal.
4. Tipe keempat adalah stalker yang kesal, yang merasa bahwa ia telah dihina oleh korban setelah diputuskan sang korban. Stalker yang marah ini lebih berbahaya daripada tiga jenis sebelumnya.
5. Namun, tipe stalker terakhir adalah yang paling berbahaya. Stalker predator tidak menginginkan keintiman atau hubungan romantis. Ia hanya menginginkan kekuasaan dan kontrol atas korban, dan akan menggunakan kekerasan agar si korban takluk.
Jika sudah demikian, penjara adalah solusinya, para pelaku stalker harus bisa disembuhkan. Efek merusak stalking sudah jelas berdampak pada kehidupan korban dan pelakunya. Mengapa pelakunya tetap melakukan itu? Itulah yang semestinya menjadi tugas para ahli agar peristiwa ini bisa secara metodis dihilangkan.
[wpspw_post show_full_content=”true”]